watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BAMBAM SIANAK PUNGUT

Namaku Bambam, semenjak berumur empat
tahun aku diangkat anak oleh keluarga keturunan
Chinese karena ibuku yang adalah pembantu
keluarga mereka meninggal akibat kebocoran
gas, sedangkan ayahku yang tidak bertanggung
jawab telah pergi meninggalkannya sejak aku di
kandungan ibuku, bahkan melihat wajahnya pun
aku tidak pernah.
Keluarga ibuku di kampung terlalu miskin sampai
mengurus keluarga mereka pun sulit sehingga
keberatan menerimaku. Untunglah keluarga
majikan ibuku cukup baik dengan mengangkatku
sebagai anaknya, mereka sangat menyayangiku
namun semenjak kelahiran anak perempuan
mereka perlahan namun pasti perhatian dan
kasih sayang mereka kepadaku mulai berkurang,
nama anak perempuan mereka Feby, perhatian
mereka yang berlebih kepada Feby membuat
Feby tumbuh menjadi seorang gadis yang tinggi
hati.
Jika ada masalah orang tuaku selalu
memenangkan Feby dan menyalahkanku. Oleh
karena Orang tua angkatku sibuk berbisnis
mereka tidak memperhatikan perkembangan
Feby yang semakin hari semakin buruk dan
walaupun aku berusia lebih tua dibandingkan
usia Feby tetapi Feby tidak memandang sebelah
mata kepadaku. Hal ini terus berlanjut sampai
Feby berusia 15 tahun dan aku berusia 18
tahunan, Feby duduk di kelas 3 SMP sedangkan
aku duduk dikelas 3 SMU.
Feby kini tumbuh menjadi seorang gadis yang
benar benar cantik dan bodynya benar benar
membuat jantung-ku selalu berdetak dengan
kencang. Sedangkan aku sendiri tidak ada
bedanya dengan pembantu seperti kedua orang
tua kandungku.
Hari itu benar benar cerah dan aku mendengar
langkah Feby yang baru pulang sekolah , seperti
biasanya Feby melepas sepatunya dengan
sembarangan dan juga kaus kakinya dengan
sembarangan dilemparkan entah kemana “Heh!!!
Bambam beresin tuh , aku mau isitirahat
dibelakang jangan berani ganggu!!!” Feby
membentakku Aku dengan tenang
membereskan sepatu dan kaus kaki Feby ,
semula jika Feby melakukan hal seperti itu aku
selalu kesal namun kini aku tidak merasa kesal
lagi kepada Feby, karena aku mengetahui rahasia
Feby , bahkan Orang tua Feby tidak mengetahui
rahasia ini.
Aku tahu bahwa sebentar lagi Feby akan
mempertontonkan sesuatu yang bisa
membuatku terhibur dengan perlakuannya yang
memang benar benar kasar. Rahasia kecil Feby :
gadis itu suka membaca majalah dewasa yang
entah didapatkannya dari mana dan hal ini cuma
aku saja yang tahu ! tapi ini cuma rahasia kecil
masih ada rahasia yang lebih besar. Rahasia ini
rahasia istimewa dengan pemeran utama
wanitanya Feby , Feby lebih asik dan wah
ketimbang pemain Film Blue.
Setelah selesai membereskan sepatu Feby aku
cepat cepat menyelinap kebelakang, dan aku
segera mengambil tempat biasa dibalik pohon
besar yang ada dikebun belakang rumah itu.
Aku menanti dengan sabar dan aku melihat
pemeran utama wanita sudah mulai kelihatan,
Feby kulihat memeriksa keadaan sekeliling dan
aku menggeser posisi-ku sehingga tidak
kelihatan oleh Feby, setelah yakin aman kulihat
Feby duduk dengan santai dibangku kebun
sambil membuka sebuah majalah kesukaannya ,
sambil duduk Feby semakin mengangkangkan
pahanya , hal ini tentu saja membuat mataku
melotot melihat isi rok seragam feby dan kini
Wow Feby membuka kancing bajunya satu
persatu sehingga mataku semakin terbuka lebar
melihat tingkah laku Feby yang semakin
membuatku terangsang , Feby mulai meremas
remas buah dadanya sendiri , tiba tiba aku-pun
berpikir mungkin hal ini yang membuat buah
dada dan body Feby semakin menggiurkan.
Aksi Feby semakin meningkat ia menarik kain
segitiganya dan gilanya tangan Feby mulai
mengusap ngusap dengan lembut daerah
kemaluannya dan aku mendengar Feby
mendesah desah dengan hebat “Ahh…
hhhhsshh!” Feby mengeliat geliat perlahan dan
tubuh Feby tampak mengejang dengan kencang
selanjutnya terkulai lemas, aku melihat sesuatu
meleleh dari milik Feby. Aku bertanya – tanya
kenapa Feby enggak menyuruhku untuk
membersihkan cairan putih kental yang pasti
terasa enak dimulut-ku, kalau aku disuruh Feby
aku pasti bersedia membersihkan daerah vagina
Feby dengan lidahku sampai benar benar bersih.
Setelah selesai Feby dengan tenang bangkit dan
merapikan pakaiannya, kemudian ia berlalu
menuju kamarnya yang terletak dilantai dua.
Rahasia Feby yang satu ini yang paling asik dan
paling ku sukai, bisa dibilang aku adalah satu –
satunya orang yang mengetahui peristiwa hebat
yang sudah dilakukan oleh Feby. Terus terang
semenjak aku sering mengintip Feby aku sering
masturbasi dengan membayangkan sedang
melakukan hal – hal yang mengasikkan bersama
dengan Feby…duhhhh Febyy!!!!!!Pikiranku selalu
ngeres jika mendengar nama itu disebut ! Ahhh.
Hari itu sepertinya hujan akan turun dengan
lebat, untungnya aku sudah sampai dirumah
terlebih dahulu, mata-ku memandang tidak
tenang , bisa – bisa batal dehh pertunjukan hari
ini, walaupun batal cuma sehari tapi aku merasa
was – was. Hujan mulai turun disertai bunyi
petir bersambutan , aku mendengar suara orang
berlari – lari “Brengsekkk Bambam!!!” Aku
mendengar Feby berteriak memanggil namaku
“Ambilinn handuk cepetttttt….!!!!” Feby
memerintahkan-ku mengambil air , aku
menuruti keinginannya.
Feby tampak cemberut dan seperti biasanya
melempar sepatunya dimana – mana
“Huuuuhhh hujannn brengsekkkk…. Bambam
cepeeett!!! Dasar” Feby dengan kasar merebut
handuk yang kuambilkan. Aku melihat Feby
tampak tidak tenang menunggu hujan berhenti
dan ia sering menengok kebun dibelakang
rumah , aku sudah tahu Feby pasti sudah
enggak sabar untuk mengeluarkan sesuatu dari
dalam isi rok SMPnya. Agak lama juga hujan
baru berhenti dan aku melihat wajah Feby
tampak senang melihat hujan sudah berhenti
“Hehh bambang kamu jangan berani
mengganggu-ku, aku mau istirahat dikebun
belakang Ngertiiiii!!! Awass kalau kamu
menggangu”Feby membentakku.
Aku melihat Feby berlalu kekamarnya dan
dengan tergesa gesa aku segera mengambil
posisi mengintai karena hujan lebat maka tanah
ditempatku mengintai menjadi becek dan licin
tentu saja hal ini membuatku semakin berhati –
hati, tidak berapa lama aku melihat Feby ,
dengan santai ini duduk dibangku kebun dan
mengeluarkan majalahnya, Aku melihat Feby
mulai bergerak dengan erotis sambil meremas –
remas buah dadanya sendiri.
Aku sudah tidak sabar ingin melihat yang lebih
Syurrr!!!.. tapi entah kenapa kali ini Feby cuma
meremas – remas buah dadanya dengan
gerakan yang erotis, Aku menunggu cukup lama
sambil ngos – ngosan melihat gerakan – gerakan
Feby dan akhirnya setelah lama sekali aku
menunggu….. Aku melihat Feby mulai
membuka kancing bajunya satu persatu dan
menyibakkan Rok Seragam SMPnya keatas…
Glek aku menelan ludah menyaksikan
Pemandangan yang selalu kutunggu – tunggu
bila Feby pulang sekolah , Uhh…rupanya Feby
sudah siap melakukan sesuatu, Wow…mataku
sampai melotot melihat Feby mulai mengelus –
ngelus bagian kemaluannya yang masih tertutup
kain segitiga berwarna putih dengan lembut
disertai erangan erangan yang benar benar
membuatku terangsang berat , Feby semakin
mengangkang dan tiba – tiba “Pleset… Blukkkk…”
Aku terpeleset.
“Aaaawww!!” Feby menjerit karena kaget ia
segera merapikan pakaiannya yang terbuka
disana – sini. “Bambammmmmmm!!!!
Brengsekkk daasarrr anak punguttt!!!”Feby
memaki diriku yang tediam dan “Plakkkkk…
Plakkkkkkkkk”Feby menamparku sehingga aku
terjatuh ditanah yang berlumpur tidak puas
sampai disitu Feby meludahi wajahku
“Cuhhhhhhh… dasar monyet ngak tau diriii…”
kemudian Feby dengan kesal berlalu
meninggalkanku.
Perlahan – lahan aku bangkit berdiri dan berjalan
menuju kamar mandi, pakaianku kotor oleh
Lumpur ,dikamar mandi sambil melamun aku
membasuh diriku sampai benar – benar bersih,
aku memikirkan kata – kata Feby yang sangat
menyakiti hatiku , amarahku membara sepanas
lahar gunung berapi, selain itu entah kenapa
kemaluanku semakin panjang dan tegang karena
selalu mengingat pemandangan yang benar-
benar menggairahkan.
Entah apa yang kupikirkan , aku keluar dari
kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat dan
naik kelantai dua menuju kamar Feby. Aku
melihat Feby sedang memejamkan matanya
sambil bermalas – malasan diatas ranjang, pintu
kamar Feby terbuka lebar , dengan perlahan aku
mendekati kamar Feby dan dengan hati – hati
aku menutup dan mengunci pintu kamar Feby
“Klikkk”Suara kunci terdengar dengan cukup
jelas, Feby terbangun karena mendengar kunci
“Ahh…..” ia terkejut melihatku berdiri dengan
telanjang bulat namun itu Cuma sesaat
selanjutnya ia marah besar “Hehhh….
Bambamm kamu ngapainnn… keluarr!!!!!! Dasar
kacung rendahan!” Feby menghampiriku dan
hendak menamparku “Aduh….
Brengsekkkkkk!!!!”Feby meringis ketika aku
menangkis tamparannya rupanya ia kesakitan.
Aku tersenyum menangkap tangan Feby yang
berusaha menamparku lagi kemudian aku
bertarung dengannya , Feby mencakar – cakar
sampai tubuhku terluka dimana – mana
terutama dibagian pundak dan dadaku namun
akhirnya aku menang karena Feby kini berhasil
kutaklukkan dan kuikat kedua tangannya pada
pinggiran ranjang dengan seutas kain yang
kusobek dari kelambu di kamar Feby.
“Bambam lepasinnnnn…kurang ajar Bambam”
Feby meronta – ronta “Hehhhh dasar tuliii…
denger ngakk!!!!”Feby meronta dengan sekuat
tenaga namun aku dengan tenang berlutut
dipinggiran ranjang dekat kaki Feby , mataku
menjelajahi tubuh Feby tanganku terjulur
mengelus kaki Feby “Aduhhh Hehhhh dasar
ngak tahu diri… jangan kurang ajar kamu….
Anak pungut!!!!”Feby menendang tanganku
dengan kakinya. Biarpun ditendang hal itu tidak
membuatku jera aku kembali berusaha
menjamah kaki Feby sambil kini menyibakkan
rok seragam.
Mataku melotot melihat kemulusan paha Feby
wahhh!…Feby berusaha menendang lagi kali ini
aku menangkap pergelangan kaki kirinyanya,
karena kaki kirinya tertangkap Feby
menendanggkan kaki kanannya , tapi itu
semuanya sia – sia aku dengan mudah
menangkap kaki Kanan Feby. Kedua tanganku
mengangkangkan Kaki Feby dan mulutku
menciumi paha dan kaki Feby yang masih
meronta – ronta dan berteriak teriak memaki
diriku.
Wangi tubuh Feby semakin membuatku
bernafsu, aku kini menerkam tubuh Feby sambil
mebukai kancing baju seragamnya satu persatu
“Awww!!”Feby menjerit ketika kutindih
tubuhnya , Feby meronta – ronta dan berteriak
teriak berusaha melakukan perlawanan , aku
semakin kuat memeluk pinggang Feby yang
ramping sambil membenamkan wajahku pada
bagian tengah buah dadanya yang sudah
terbuka , nafasku memburu , mengendus
ngendus harumnya bagian buah dada Feby ,
mulutku mulai menciumi kesana kemari. Dengan
kasar tanganku menarik kedua cup penutup
dada Feby sehingga buah dadanya tersembul
dengan bebas “Awww… kuranggg ajar
bambammmmmmm.. kamuuuu hehhhh
brengsekk Setann”Feby terus meronta – ronta.
Mataku sampai berkunang kunang melihat buah
dada Feby yang halus , putih dan harum
dihadapan wajahku, tanpa buang waktu aku
langsung menyantap buah dada Feby bahkan
sesekali aku menggigit dengan gemas buah dada
Feby yang menjerit kesakitan “Aduhhhhh aww
sakit aaakkhh!” Feby menjerit dan memakiku tapi
aku tidak peduli aku terus melumat sambil
sesekali menggigit puting susu Feby yang
berwarna kemerahan, puting susu Feby sudah
tegak dan juga bulatan dada Feby sudah
semakin kencang tanda kalau Feby mulai
terangsang namun Feby masih melakukan
perlawanan.
Kepalaku semakin turun dan kini berada di
hadapan kemaluan Feby yang masih terbungkus
kain segitiga putih. Aku menghirup dalam dalam
aroma kain itu yang terasa membangkitkan
birahiku, lama sekali aku menghirup hirup
wanginya daerah kemaluan Feby yang
aromanya lembut , aku mulai bosan dan ingin
melihat penghuni kain segitiga Feby dengan
sejelas jelasnya maka kedua tanganku berusaha
menyentakkan kain itu kebawah
“Ahhh…jangan! Bajingan kau!” Feby semakin
kuat meronta ronta. Dalam hati aku kagum juga
dengan tenaga Feby, untungnya aku mengikat
kedua tangannya. Wow jantungku berdetak
dengan kencang melihat permukaan kemaluan
Feby yang masih botak (seharusnya Cewe SMP
kelas tiga sudah ada bulu jembutnya tapi punya
Feby belum tumbuh!!!!).
Aku menjilat bibir Vagina Feby , Feby berontak
dan terus berontak, aku yang merasa terganggu
kini mengikat kedua kaki Feby keatas , aku
mengikat kedua kaki Feby pada tangan Feby
sehingga kini ia benar – benar merupakan
mangsa yang empuk, aku kembali mendekati
bagian Vagina Feby tanganku mencengkram
pinggulnya dan menjilati vagina Feby dengan
kasar.. sambil berkali – kali aku menghisap kuat –
kuat lubang vagina Feby semakin kuat aku
menghisap semakin kuat Feby mengerang dan
“Bammbam Brenggg sekkk…. Lepasiinnnnn…
Arhhhhhhhh….”Tubuh Feby tiba tiba bergetar
dengan kuat…. “Cret…… Crot….. Crott”Air kental
itu keluar dan meleleh dari sela sela Vagina Feby ,
Feby terkulai lemas, tenaganya juga mulai
banyak berkurang, keringat mengucur dengan
deras dari tubuhnya.
Aku menjilati vagina Feby sampai kering dan
bersih, setelah itu aku menciumi pangkal paha
Feby dan mengelus ngelus paha Feby yang
terasa lembut dan mengasikkan. Dalam pikiran-
ku mendadak terlintas sesuatu. Aku ingat waktu
aku menonton Film Blue aku melihat pemain pria
memasukkan penisnya kedalam anus pemain
wanita dan akupun berencana melakukan hal itu
maka Aku mulai menggunakan telunjukku
menekan – nekan anus Feby, Anus Feby
mendadak berkerut ketika kusentuh dan hal ini
membuatku tersenyum menyaksikan anus Feby
yang berkali kali berkerut, aku semakin senang
mempermainkan anus Feby dan kini aku
menekan kuat kuat jari telunjukku pada tengah
tengah anus Feby
“Aoww…. Aduh jangannnn sakit
heggghhh”Feby mulai menangis terisak isak ,
aku terus menekan jari telunjukku kuat – kuat,
kini jari telunjukku dengan pasti mulai masuk
semakin dalam dan dalam dan Feby semakin
terisak-isak. Aku mulai mengeluar masukkan jari
telunjukku kedalam anus Feby kini aku
memasukkan dua jariku mengocok ngocok anus
Feby “Aduhhhh….duhhhhh Aouuuh”Feby
meringis – ringis, Aku kini menggeser tubuhku
dan mendekatkan kepala kemaluanku pada
lubang anus Feby dengan paksa aku mendobrak
lubang anus Feby “Bam jangannnn Aduhh
aaggggghh…ampun!”
Feby mengerang sambil memejamkan matanya
rapat – rapat ketika kepala kemaluanku
membongkar liang Anus Feby, tapi Ehhhhhh…
Feby jadi agak anehhh waktu aku tusuk semakin
dalam dengan penisku, lidah Feby sedikit
menjulur keluar.. dan wajah Feby menjadi
semakin sensual. Aku benar-benar bernafsu, aku
semakin lama semakin kuat mengeluar
masukkan penisku kedalam anusnya, apalagi kini
Feby enggak menangis lagi malah ia
memandangiku dengan tatapan matanya yang
sayu dan juga lidahnya yang secara tidak
sengaja menjadi terjulur – julur ketika kusodok
sodok dengan kuat liang anusnya.
Tanganku meremas remas buah dadanya feby
sambil terus mengocok – ngocok dan tidak
berapa lama “Unggghhhh…. Mmm.. Crottt…
crott!” Feby terkapar kembali. Aku biarkan Feby
beristirahat sebentar kemudian aku mencabut
penisku dari dalam anusnya kini aku
mengarahkannya pada liang vagina Feby
“Ahhh… jangannn Bam …jangan…ampun…
ngakkkk mau” Feby kembali menangis dengan
tiba tiba. “Udah coba aja dulu… pasti kamu suka
koq”Aku menjawab dengan santai sambil
menggesek gesekkan kepala kemaluanku pada
lubang vagina Feby.
Aku mulai menekan dengan kuat namun kepala
kemaluanku malah terpeleset karena daerah
vagina Feby terlalu licin tapi aku tidak putus asa
aku terus menekan – nekan, setelah mencoba
sebanyak 5 kali akhirnya kepala kemaluanku
mulai dapat menyelam kedalam jepitan bibir
vagina Feby “Bambam jangan… ahhh jangannn
enggakk!!!!!!”Feby benar – benar ketakutan dan ia
menjerit jerit.
Jeritan Feby malah membuatku semakin
mendorongkan penisku sampai terasa ada
sesuatu didalam vagina Feby yang menahal
lajunya kepala kemaluanku. Hmmmmm…. Aku
yakin inilah dinding pusaka milik Feby yang
cuma ada satu satunya didunia dan enggak bisa
digantikan atau diperbaiki, aku mengambil
ancang – ancang dan “Jrebbb… Jrebb”sekuat
tenaga aku menghentak-hentakkankan penisku
berusaha menjebol dinding pusaka itu dan
berhasil! Sementara Feby menangis dengan
kencang sampai terisak – isak Aku tetap
memompa penisku sambil menciumi Feby.
Uhhhh…nikmatnya…dan aku semakin kencang
memompa – mompa liang vagina Feby, lama
kelamaan tangisan Feby berubah menjadi
erangan dan kemudian menjadi desahan
desahan dan rintihan. Mata Feby yang masih
basah memandangiku yang masih terus
memompanya dengan kuat sehingga tubuh
Feby tersentak – sentak diatas ranjang, Feby
memandangiku dengan tatapan matanya sayu
dan kurasakan sinar mata Feby menjadi lembut.
Aku balas memandanginya mata Feby yang
terpejam pejam ketika kusentak-sentakkan
penisku dengan kuat dan “Serrrrrr…. Crot..
Achhh” Feby menggelepar dalam terkaman
nafsu birahiku. Aku menarik keluar penisku dari
dalam vagina Feby, Aku melihat ada cairan
meleleh keluar ketika aku mencabut penisku dan
itu adalah cairan kenikmatan Feby yang
tercampur dengan merahnya darah
keperawanan Feby. Penisku tampak masih segar
bugar dan terasa tegang maka aku kali ini
kembali menusukkan kepala penisku pada liang
anus Feby, basahnya penisku oleh air mani Feby
yang licin mempermudah kepala penisku untuk
kembali menyelinap pada liang anus Feby
“Unggghh…” Feby mengeluh ketika kusentakkan
kepala penisku , aku semakin menekan penisku
kedalam dan mengunjungi kembali lubang anus
Feby.
Air Mani Feby yang menempel pada penisku
seakan akan menjadi pelumas sehingga aku
merasakan pergesekan antara lubang anus Feby
yang sempit terasa semakin mengasikkan dan
akupun semakin cepat memacu penisku maju
mundur menggesek liang anus Feby.
“Hhhh… nnnhhhhh… ngggghh”Suara Feby
benar benar mengasikkan untuk didengar ketika
aku memompa – mompa semakin kuat dan
cepat, aku mencengkram pinggul Feby dan terus
mempercepat kocokanku, mataku melihat buah
dada Feby bergerak dalam irama yang
mengasikkan apalagi tubuh Feby kini berkeringat
sehingga air keringat membuat kulitnya yang
putih dan mulus bagaikan mengkilap , benar –
benar pemadangan yang sedap dipandang oleh
mata.
Lama kelamaan aku merasakan ada sesuatu
yang mendesak ingin keluar tapi aku tetap
bertahan aku tidak rela jika hanya keluar
sendirian maka sambil terus menyentak –
nyentakkan penisku menyodomi Feby aku
menggosok – gosok klitoris Feby dengan agak
kuat. “Ouch… Nggggg… Mhhhhh”Feby tidak
dapat menahan seranganku.
“Sert…cret…crot……”tidak berapa lama aku juga
memuntahkan sesuatu yang terasa sangat enak
dan nikmatnya dari dalam penisku didalam anus
Feby. Aku memeluk kuat kuat tubuh Feby yang
masih terengah – engah karena kecapaian. Benar
– benar luar biasa kenikmatan yang bisa
kunikmati dari tubuh Feby, perlahan – lahan
nafas kami berdua berubah menjadi tenang,
dengan santai aku mencabut penisku dari dalam
liang anus Feby.
Aku tersenyum melihat Feby yang
memandangiku dengan tatapan matanya yang
tampak kecapaian, aku bangkit dari atas tubuh
Feby dan keluar dari dalam kamar Feby, dari
dalam kulkas aku mengambil sebotol air dingin
dan dengan lahap aku meneguk air dingin yang
menyegarkan, setelah beristirahat sebentar aku
kembali kekamar Feby, aku melihat Feby yang
mengeliat – geliat pertamanya sihhh aku curiga
Feby hendak melepaskan diri namun Feby hanya
mengeliatkan tubuhnya.
Hmm…mungkinkah Feby merasa pegal karena
kuikat? he he hehehe…. Aku mendekati Feby
kembali lalu aku menyodorkan botol minuman
kedekat mulutnya dan Feby meminum habis
tanpa sisa setetespun. Aku kini membaringkan
tubuhku disisi Feby tanganku bergerak
melepaskan ikatan pada kaki Feby dan Feby
mengeliat – geliatkan tubuhnya , aku membantu
memijat mijat bagian pinggul Feby yang pasti
terasa sangat pegal, terutama pinggul bagian
belakang, mataku melirik vagina Feby, rupanya
Feby baru menyadari kalau sedari tadi ia
mengangkang sehingga mataku dapat
menikmati keindahan Vagina Feby yang
mengasikkan makanya ia langsung merapatkan
kedua paha serapat mungkin dan berusaha
menggeser posisi pinggul seakan – akan hendak
menyembunyikan wilayah terpenting pada
tubuhnya.
Aku merasakan penisku kembali tegang kini
tanganku meraba – raba ketiak Feby dan mulai
mendekatkan mulutku pada ketiak Feby yang
terbuka lebar karena kedua tangan Feby kuikat
keatas, aku menjilati ketiak Feby sampai Feby
mengeluh dan merintih – rintih kegelian aku
berusaha untuk membangkitkan gairah Feby ,
Duhhhh ketiak Feby harum dan terasa lembut
dilidahku, akupun tidak segan – segan lagi
menghisap – hisap ketiak Feby dengan agak
kasar, sambil menghisap – hisap, tanganku
mulai membelai – belai buah dada Feby,
kuremas buah dada Feby dengan lembut , Feby
semakin sering merintih – rintih, Aku melihat
Feby terpejam – pejam dan mulutnya setengah
terbuka sehingga menambah cantik wajahnya
aku mulai menggeluti tubuh Feby tanganku
melingkar memeluk pinggang Feby dan yang
satu lagi memeluk punggung Feby.
Aku mendekatkan wajahku pada wajah Feby
dan langsung mencium bibirnya yang agak
terbuka, aku mengisap dengan lembut namun
semakin lama hisapanku semakin kuat dan
membara “Hmm…Mmmhh”suara mulut Feby
tersumpal mulutku yang sedang asik menghisap
dan mengait – ngait lidah Feby, Feby agak
meronta dan nafasnya semakin memburu
rupanya Feby mulai kehabisan nafas tapi aku
malah semakin kuat memeluk tubuh Feby dan
semakin kuat menghisap mulutnya aku ingin
menghisap dan membersihkan mulut Feby yang
sering dipakai untuk memakiku. Lama juga aku
bertarung mulut dengan Feby aku akhirnya
melepaskan mulutku dari mulut Feby,
“Ahh…Hhh…hhhhhhh”Aku melihat Feby menarik
nafasnya panjang – panjang , mata Feby
memandangiku dengan tatapannya yang
sayu.Aku melepaskan tangannya sebelah kiri dan
kemudian yang sebelah kanan, tubuh Feby
mengeliat dalam pelukanku , aku memijat mijat
bagian pundak Feby yang pasti terasa pegal, Aku
merasa senang berhasil menjinakkan Feby yang
semula begitu garang melakukan perlawanan,
tangannya yang sering dipakai menampar
wajahku kini terkulai lemah tanpa tenaga ,
mulutnya yang sering memakiku kini merintih
rintih dan terasa sangat merdu ditelingaku.Aku
mulai mempermainkan buah dada Feby yang
terasa semakin mengeras dan semakin kenyal,
jari tanganku juga semakin sering menarik –
narik perlahan puting susu Feby kemudian
kulanjutkan aksiku meremas – remas buah dada
Feby dengan telapak tanganku berada dibagian
bawah buah dadanya yang lembut.
Tanganku kemudian meraba bagian kemaluan
Feby dan ternyata Feby sudah basah, aku lalu
menggeser posisiku. Aku berlutut diatas ranjang,
kedua tanganku menarik kedua kaki Feby dalam
posisi mengangkang dan menaruhnya
dipundakku sebelah kiri dan sebelah kanan, aku
mengeser posisiku sehingga kini kepala
kemaluanku berada dihadapan bibir vagina Feby,
aku menggesek – gesekkan kepala penisku
sampai terasa geli karena licinnya bibir vagina
Feby, aku menekan memasukkan kepala penisku
dan bibir vagina Feby tanpa banyak komentar
langsung menelan kepala penisku , aku
memegangi kedua kaki Feby dan
menghentakkan penisku kuat kuat
“Ahhhhhhhhhhhhhh…. “Feby menjerit kecil
ketika aku menyentakkan penisku kedalam
vaginanya selanjutnya aku memacu penisku
dengan cepat dan kuat.
“Engggggg… Unghhhh Ahh!”tangan Feby
menahan perutku dan aku berhenti sambil
memandanginya , selanjutnya aku kembali
menghajar vagina Feby habis – habisan sampai
Feby menjerit – jerit kecil menahan seranganku
yang semakin hebat , tangan Feby menggapai –
gapai mencari pegangan dan meraih guling
sambil memeluk guling itu kuat – kuat, aku terus
melakukan serangan serangan dan melesatkan
penisku dengan kuat – kuat memanah lubang
vagina Feby yang semakin lama semakin terasa
mengasikkan untuk dipanah dan “Crottt….
Crrttt….. crrtttt”aku melihat Mata Feby terpejam
rapat disertai tubuhnya yang menggelepar
merasakan rasa nikmat, aku membiarkan Feby
menikmati rasa nikmat itu sampai tuntas,
kemudian aku menurunkan kedua kaki Feby ,
tanganku menarik guling yang sedang dipeluk
oleh Feby dan melemparkan guling itu kelantai
selanjutnya aku menjatuhkan tubuhku dan
memeluk punggung Feby dan menghentak –
hentakkan penisku, kaki Feby yang biasanya
dipakai untuk menendang tulang keringku kini
menjepit tubuhku yang semakin kuat
menghentak – hentakkan, kedua tangannya yang
tadinya dipakai memeluk guling kini dipakainya
untuk memelukku , agak lama aku merasakan
pelukan Feby semakin kuat dan kedua kakinya
semakin kencang menjepit tubuhku , aku
mendengar dengar suara – suara yang merdu
keluar dari mulutnya “Engghhh Owwhhh
crottttttt…. Crrt”Aku merasakan pelukan Feby
yang semula kencang kini melemah, aku terus
menghentak – hentak dengan kuat karena aku
merasakan sesuatu akan keluar dari penisku dan
“Crrt.. Croottt”kini gantian aku yang memeluk
kuat – kuat tubuh Feby, nafasku tersengal-sengal
bergabung dengan nafas Feby yang juga
memburu dengan kencang dan kuat bagaikan
sedang habis berlari.
Hari itu aku tertidur sambil menindih tubuh Feby
dan rasanya sangat menyenangkan, keesokan
harinya aku bangun lebih dahulu dari Feby yang
memang pemalas, Aduhhh!!!!! Begitu turun dari
ranjang rasanya kedua kakiku lemas, dengkulku
terasa akan lepas dari sendirnya, tiba- tiba aku
teringat hari ini hari Rabu , biasanya orang tua
angkatku pulang, aku langsung bangkit dan
memakaikan pakaian tidur untuk Feby yang
masih tertidur, setelah beres kini giliranku yang
pakai baju….namun aku mendengar suara mobil
dari kejauhan dan itu suara mobil orang tua
angkatku!!! aku panik dan berlari menuju
kamarku dalam keadaan telanjang bulat.
Hari Rabu itu Feby mendadak demam , aku
dimarahi karena tidak menjaga Feby dengan
baik, aku disuruh menunggu rumah sedangkan
orang tua angkatku mengantar Feby ke dokter.
Feby diberi izin untuk beristirahat dirumah oleh
dokter sedangkan orang tua angkatku dengan
penuh perhatian merawat Feby sampai demam
Feby sembuh selama tiga hari. Pada hari yang
keempat kondisi Feby berangsur membaik tapi ia
masih harus istirahat, kedua orang tua angkatku
harus segera pergi lagi menyelesaikan urusan
bisnisnya dan kembali mempercayakan anak
gadisnya padaku.
Dengan girang aku memasuki ke kamar
tidurnya, kubuka perlahan-lahan pintu itu. Feby
masih tertidur, aku berdiri di pinggir ranjang
mengguncang tubuhnya. Ia membuka-matanya
perlahan-lahan lalu matanya membelakak kaget,
wajahnya ketakutan sambil menggeleng-geleng
kepalanya melihat diriku yang berdiri di
sampingnya sambil menyeringai jahat.
“Tidakkkk!!!” jeritnya.


Adult | GO HOME | Exit
1/1555
U-ON

inc Powered by Xtgem.com